Jakarta, WARTAKINI.id – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melaporkan sebanyak 145 orang yang terlibat aksi menolak UU Cipta Kerja reaktif Covid-19. Laporan itu dipaparkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono dalam keterangan pers di kantornya, Jumat (9/10/2020).
“Jadi untuk saat ini para pedemo yang kemarin kita amankan kita lakukan rapid, kemudian dari hasil rapid bahwa ditemukan ada 145 reaktif Covid-19 dari semua yang kita amankan,” ujar Argo.
Khusus untuk Polda Metro Jaya, dia bilang kalau sebanyak 27 orang dikirimkan ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran.
“Kemudian untuk para pedemo itu sampai saat ini masih dilakukan pemeriksaan dan kita akan lihat dan kita identifikasi dan tentu juga pelajar dan anak-anak kita panggil orang tuanya,” kata Argo.
Berdasarkan data Polri, berikut adalah mereka yang diamankan dalam aksi yang berujung ricuh di sejumlah daerah di tanah air:
Kelompok anarko: 796 (Sulsel, Bengkulu, Lampung, Jawa Timur, Sumatra Utara, dan Kalbar)
Masyarakat umum: 601 (Sulsel, Sultra, dan PMJ)
Pelajar: 1.548 (Sulsel, PMJ, Sultra, Sumut, dan Kalteng)
Buruh: 419 (PMJ dan Sumut)
Pengangguran: 55 (Sultra, Kalimantan Selatan, dan Sumut)
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan aksi unjuk rasa yang terjadi dalam tiga hari terakhir bisa berpotensi menjadi klaster penularan Covid-19 yang baru. Satgas Penanganan Covid-19 menilai hal ini akan kontra produktif dalam perjuangan Indonesia mengendalikan Covid-19 dalam 7 bulan terakhir.
“Saat ini terdapat kelompok masyarakat yang menyampaikan aspirasi secara terbuka, dengan jumlah yang banyak ini menjadi potensi menjadi klaster Covid-19,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (8/10/2020).
Dia menegaskan dalam perang melawan Covid-19, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah dan tenaga kesehatan. Namun, peran serta masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan menjadi hal yang terpenting.
“Kita masih kondisi pandemi, kita ingatkan masyarakat untuk bisa saling bahu membahu untuk menurunkan angka Covid-19, #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan dan #cucitanganpakaisabun atau hand sanitizer adalah kunci,” ujar Wiku.
“Kami harap tak ada klaster yang timbul karena kegiatan akhir-akhir ini. Tanpa sinergi ini kasus daerah akan meningkat,” tegas Wiku.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/dob)
Sumber Berita