Wartakini.id – Pernyataan Maruarar Sirait, politikus Partai Gerindra dan Menteri Perumahan Rakyat, mengenai pergeseran dukungan pemilih non-muslim dalam Pilkada, menimbulkan kontroversi. Ia mengatakan pendukung non-muslim meninggalkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno karena dukungan Anies Baswedan.
Related Post
Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari Muhammad Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN. Melalui media sosial, Said Didu menafsirkan pernyataan Maruarar sebagai kode ancaman dari kelompok oligarki di Jakarta Utara yang merasa terancam dan mulai menggelontorkan dana.
Sebelumnya, Maruarar juga memprediksi pergeseran dukungan pemilih non-muslim ke pasangan Ridwan Kamil-Suswono, yang ia kaitkan dengan konsolidasi dukungan dari Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Ia mengklaim hal tersebut menyebabkan penurunan suara pasangan Pramono-Rano.
Pernyataan Maruarar dinilai sejumlah pihak sebagai bentuk politik identitas yang berpotensi memecah belah masyarakat. Sementara itu, Said Didu melihatnya sebagai indikasi kekhawatiran kelompok oligarki atas dinamika politik terkini. Kontroversi ini pun mengarahkan sorotan pada peran politik identitas dalam Pilkada dan pengaruh oligarki terhadap proses demokrasi.
Tinggalkan komentar