[ad_1]
Jakarta, WARTAKINI.id – Inggris akan segera menjatuhkan sanksi ekonomi keras kepada Rusia setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pengerahan pasukan kedua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur.
Inggris menyatakan pada Selasa (22/2), saat Perdana Menteri Boris Johnson memimpin pertemuan komite keamanan darurat nasional Inggris.
Seorang saksi mata Reuters melihat tank dan perangkat militer lainnya bergerak melalui kota Donetsk yang dikuasai separatis.
Pergerakan itu terjadi setelah Putin secara resmi mengakui wilayah yang memisahkan diri dan memerintahkan pengerahan pasukan Rusia untuk ‘menjaga perdamaian’.
“Kami akan segera menerapkan paket sanksi ekonomi,” kata Johnson, dikutip dari Reuters, Senin (22/2/2022).
“Ini, harus saya tekankan, hanya menjadi rentetan pertama sanksi ekonomi Inggris terhadap Rusia, karena kami khawatir akan ada lebih banyak perilaku irasional Rusia yang akan datang,” ucapnya.
Sanksi itu, kata Johnson, akan ditargetkan tidak hanya pada entitas di Donbass, Luhansk dan Donetsk saja, tapi juga di Rusia sendiri. Inggris menargetkan kepentingan ekonomi Rusia sekeras yang mereka bisa.
Inggris belum menjelaskan siapa yang akan terkena sanksi, tapi mereka telah berjanji bahwa tidak akan ada tempat bagi oligarki Rusia untuk bersembunyi. Johnson mengatakan target sanksi tersebut dapat mencakup bank-bank Rusia.
Inggris sendiri telah mengancam akan memotong akses perusahaan Rusia ke dolar AS dan pound Inggris. Langkah ini diambil demi menghalangi mereka dari peningkatan modal di London dan untuk mengekspos apa yang disebut Johnson sebagai “boneka Rusia” properti dan kepemilikan perusahaan.
Ekonomi negara adidaya Rusia yang dulu sangat kuat sekarang lebih kecil dari Italia berdasarkan data IMF, dengan PDB nominal sekitar US$1,7 triliun.
“Putin akan menemukan bahwa dia telah sangat salah perhitungan” tegas Johnson, seraya menambahkan bahwa Rusia tampaknya bertekad untuk melakukan invasi skala penuh terhadap bekas tetangga Sovietnya.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
[ad_2]
Sumber Berita