[ad_1]
Jakarta, WARTAKINI.id– Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara Edwin Calindai mengatakan tingginya pengangguran lulusan SMK karena adanya pemahaman yang keliru di masyarakat. Akibatnya, mereka yang lulusan SMK atau vokasi kesempatannya lebih kecil ketika masuk dunia kerja, karena adanya salah persepsi ini.
“Ini fakta yang harus diakui bahwa pemahaman yang keliru ini membuat penghargaan lulusan SMK kurang sehingga ketika lulus, peluang mereka untuk masuk dunia kerja sangat kecil. Itu harus diakui,” kata Edwin belum lama ini.
Direktur Mitras Dudi Kemendikbud RI, Ahmad Saufi mengatakan tugasnya adalah menyelaraskan antara satuan penyelenggara pendidikan dengan dunia usaha dan industri.
Saat ini Manado menjadi tempat keempat dalam Diskusi Kelompok Terpumpun Lima Menara, dan diharapkan bisa mengawinkan dunia pendidikan dan usaha.
Sinkronisasi dilakukan lewat kurikulum berbasis kebutuhan dunia kerja dan menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai. Dia mengakui selama ini masih banyak persoalan yang menyelimuti dunia vokasi, sehingga semua pihak harus bekerja sama untuk mengurai permasalahan ini.
“Potensi yang ada bisa kita optimalisasi, dan masalah yang ada bisa kita selesaikan sedikit demi sedikit. Yang sama-sama kita bicarakan ini bukan masalah 1-2 pihak, ini bukan hanya masalah pusat atau daerah, tapi harus bersama-sama,” ujarnya usai diskusi, belum lama ini.
Manado dipilih sebagai daerah bagian utara, yang diharapkan pernikahan vokasi dan dunia usaha ini bisa menjangkau dari dari barat hingga timur Indonesia.
“Kami melihat kendala apa yang terjadi antara satuan pendidikan dan dunia usaha, makanya kami butuh peran Pemda dan Politeknik dan SMK,” tambahnya.
Dari DKT Lima Menara di Manado ditargetkan tercapai 22 MoU denagn dunia usaha. Namun Ahmad menegaskan yang terpenting adalah komitmen untuk membangun vokasi bersama-sama. Sehingga siswa SMK dapat dipoles menjadi tenaga kerja berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Dengan membangun kebersamaan dia mengharapkan pendidikan vokasi dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia. Jika saat ini sekolah kejuruan masih menjadi angka terbesar pengangguran terbuka, maka menurutnya, seharusnya bukan menjadi perdebatan melainkan bersama-sama mencari jalan keluarnya.
Ahmad pun optimistis dengan peningkatan kualitas, pendidikan vokasi Indonesia akan maju dan mencetak tenaga berkualitas. Bahkan vokasi Indonesia diharapkan mampu menerpa Eropa.
“Ada daya dukung beasiswa dari LPDP yang memungkinkan anak-anak kita lulusan SMK atau politeknik dapat melanjutkan pendidikannya di dalam ataupun luar negeri,” ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob)
[ad_2]
Sumber Berita