Partai Politik: Bisnis Kompromi atau Demokrasi?

Partai Politik: Bisnis Kompromi atau Demokrasi?

Wartakini.id – Ketua YLBHI, Muhammad Isnur, melontarkan kritik pedas terhadap peran partai politik di Indonesia. Ia menilai, partai politik saat ini lebih mirip bisnis kompromi ketimbang lembaga yang menjaga demokrasi dan melahirkan pemimpin.

"Partai politik tidak lagi fokus pada demokrasi atau kaderisasi kepemimpinan. Mereka lebih mirip bisnis kompromi, tanpa ruang demokratis," ujar Isnur dalam YouTube Watchdoc Documntary, Jumat (25/10/2024).

Partai Politik: Bisnis Kompromi atau Demokrasi?
Gambar Istimewa : fajar.co.id

Isnur mencontohkan keputusan berkoalisi yang seringkali diambil oleh ketua umum partai tanpa melibatkan anggota partai lainnya. Ia mencontohkan Partai NasDem, di mana keputusan berkoalisi hanya diambil oleh Surya Paloh tanpa pembahasan menyeluruh dengan seluruh elemen politik di partai.

"Keputusan berkoalisi hanya lahir dari Surya Paloh, tanpa melibatkan semua elemen politik di NasDem," tambahnya.

Menurut Isnur, kondisi ini menunjukkan bahwa politik lebih banyak diwarnai kompromi tanpa ideologi yang jelas, serta tidak mewakili kepentingan rakyat yang memilih partai tersebut. Banyak rakyat yang memilih partai karena dijanjikan perubahan, tetapi pada akhirnya kecewa karena harapan mereka tidak diwujudkan.

Isnur mengingatkan masyarakat pada momen ketika banyak orang memilih Prabowo untuk menjadi oposisi, tetapi akhirnya, mantan jenderal tersebut bergabung dengan koalisi pemerintah.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikuti kami :

Tinggalkan komentar