Wartakini.id – Rencana pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) tengah menjadi sorotan. Badan ini disebut-sebut mirip dengan Temasek, perusahaan investasi milik pemerintah Singapura yang terkenal sukses.
Related Post
Lantas, apa sebenarnya Danantara dan apa tujuan dibentuknya? Wartakini.id merangkum fakta menarik terkait Danantara yang digagas Presiden Prabowo Subianto:
Mirip Temasek: Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan bahwa Danantara akan menjadi superholding, mirip dengan badan investasi global seperti Temasek atau GIC yang dimiliki Singapura.
Tugas Danantara: BP Danantara akan difokuskan untuk mengelola investasi di luar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Semua aset pemerintah yang dipisahkan akan dikelola lembaga ini.
Payung Hukum: Kepala BPI Danantara Muliaman mengatakan bahwa lembaga ini akan diluncurkan pada 7 November 2024. Konsep BP Danantara akan mirip dengan Temasek Holdings Limited, BUMN milik pemerintah Singapura, meskipun payung hukumnya masih dalam tahap penyelesaian.
Isi BP Danantara: BP Danantara akan menaungi sejumlah BUMN besar, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.
Aset BUMN yang Dikelola: Total aset BUMN yang akan dikelola Danantara mencapai Rp9.520 triliun.
Tidak Gantikan INA: BP Danantara dipastikan tidak menggantikan posisi Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang dibentuk Presiden Joko Widodo pada awal 2021, meskipun konsep, tugas, dan wewenang hampir sama.
Pembentukan Danantara menjadi langkah strategis untuk mengelola aset negara secara lebih efektif dan efisien. Lembaga ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Tinggalkan komentar