Rahasia di Balik Setir Mobil: Kenapa Indonesia Pilih Kanan?

Rahasia di Balik Setir Mobil: Kenapa Indonesia Pilih Kanan?

Wartakini.id – Pernah bertanya-tanya mengapa sebagian negara menggunakan mobil setir kanan, sementara yang lain setir kiri? Indonesia, misalnya, termasuk negara yang mengadopsi sistem setir kanan. Bukan tanpa alasan, sejarah panjang dan beberapa faktor unik ternyata menjadi kunci jawabannya.

Sistem setir kanan umumnya dikaitkan dengan lalu lintas kiri (LHT). Sebaliknya, setir kiri identik dengan lalu lintas kanan (RHT). Banyak negara yang menerapkan LHT, termasuk Indonesia dan Timor Leste, memiliki sejarah kolonialisme Inggris. Namun, bukan berarti semua bekas jajahan Inggris otomatis menggunakan LHT.

Rahasia di Balik Setir Mobil: Kenapa Indonesia Pilih Kanan?
Gambar Istimewa : pict.sindonews.net

Salah satu teori yang menarik mengarah pada era feodal Inggris. Para ksatria, yang umumnya bertangan kanan, lebih memilih berkendara di sisi kiri jalan. Alasannya sederhana: mereka bisa lebih mudah mengayunkan pedang dengan tangan kanan untuk menghadapi ancaman yang datang dari arah berlawanan. Selain itu, posisi berkendara di kiri jalan juga meminimalisir risiko benturan dengan sarung pedang yang biasanya tergantung di sisi kiri tubuh.

Namun, teori ini tidak sepenuhnya menjawab misteri global. Napoleon Bonaparte, misalnya, memperkenalkan sistem lalu lintas kanan di beberapa negara Eropa yang ia taklukkan, seperti Jerman, Swiss, dan Polandia. Inggris, sebagai salah satu lawan utamanya, tetap mempertahankan tradisi mengemudi di sisi kanan jalan.

Singkatnya, posisi setir mobil bukanlah semata-mata pilihan acak. Faktor sejarah, budaya, dan bahkan strategi militer turut berperan dalam menentukan sistem lalu lintas dan posisi setir yang digunakan hingga saat ini. Indonesia, dengan sejarah dan konteksnya sendiri, memilih untuk tetap berada di sisi kiri jalan, sebuah warisan yang hingga kini masih kita rasakan.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikuti kami :

Tinggalkan komentar