Jakarta, WARTAKINI.id – Indonesia dan Singapura telah menyetujui rencana pembentukan Essential Business Travel Corridor atau Koridor Perjalanan Bisnis yang Penting. Kesepakatan itu dicapai dalam kunjungan yang dilakukan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ke negara itu baru-baru ini.
“Rencana pembuatan essential business travel corridor atau kita biasa sebut TCA, antara Indonesia-Singapura. Pembahasan mengenai rencana pembuatan TCA sangat baik dan konstruktif dengan Menlu Singapura. Kami telah melakukan pertukaran elemen dari konsep yang telah dimiliki masing-masing negara.” kata Retno dalam Press Briefing dengan wartawan, Kamis (27/8/2020).
“Bagi Indonesia, elemen dasar pembuatan TCA telah ada mengingat Indonesia sudah memiliki TCA dengan UAE (Uni Arab Emirat), Korsel (Korea Selatan)dan RRT (China). Oleh karena itu, kedua Menlu sepakat menugaskan tim untuk segera memulai negosiasi.”
TCA merupakan izin perjalanan yang dikhususkan untuk pebisnis esensial, kalangan diplomatik dan dinas.
Menurut Retno, dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan tersebut, mereka juga membahas mengenai persiapan Leaders’ Retreat yang dijadwalkan untuk digelar pada tahun ini.
“Tuan rumah tahun ini adalah Indonesia. Waktu dan format akan dibahas pada kesempatan pertama, tentunya dengan mempertimbangkan situasi Covid-19. Kedua Menlu sepakat bahwa sangat penting artinya Leaders’ Retreat nantinya menghasilkan deliverables yang bagus.” jelasnya.
Untuk itu, Retno mengatakan akan segera memulai persiapan melalui enam Working Group atau Kelompok Kerja. Keenam Working Group tersebut yaitu WG Batam Bintan Karimun, WG investasi, WG pariwisata, WG Sumber daya manusia, WG transportasi dan WG pertanian.
Retno juga menegaskan pentingnya hubungan kedua negara, mengingat Singapura adalah salah satu mitra penting Indonesia. Investasi Singapura di Indonesia masih menduduki peringkat pertama, yaitu US$ 4,7 miliar untuk semester I tahun 2020, atau naik 36,3% dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,42 Miliar, kata Retno.
Sementara untuk perdagangan, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan non migas sebesar US$ 398,7 juta pada semester I tahun 2020 dari US$ 360,2 juta dibanding periode sama tahun 2019, atau mengalami kenaikan surplus 10,6%.
“Pembuatan TCA dengan Singapura diharapkan dapat meningkatkan interaksi ekonomi kedua negara secara bertahap tentunya dengan pengaturan protokol kesehatan yang ketat sehingga tidak akan mengorbankan pertimbangan kesehatan yang utama.” ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(res)
Sumber Berita