Jakarta, WARTAKINI.id – Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Rabu, (1/12/2021) menyelesaikan pertemuannya untuk mengatur strategi dalam penanggulangan dan pencegahan pandemi global.
Mengutip AFP, sebanyak 194 negara anggota WHO dengan suara bulat mengadopsi resolusi yang meluncurkan proses negosiasi dan penyusunan instrumen internasional baru tentang pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. Instrumen ini diperkirakan akan mulai bekerja pada tahun 2024.
“Penerapan keputusan ini adalah alasan untuk perayaan dan harapan yang kita semua butuhkan,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam menutup pertemuan tiga hari itu.
“Tentu saja, masih ada jalan panjang di depan. Masih ada perbedaan pendapat tentang apa yang bisa atau harus ada dalam kesepakatan baru. Tetapi Anda telah membuktikan satu sama lain dan dunia bahwa perbedaan dapat diatasi dan kesamaan dapat ditemukan.”
Sementara itu, Tedros juga menekankan agar seluruh negara bekerja sama dan juga saling membantu dalam mengakhiri pandemi. Hal ini semakin penting lantaran jurang distribusi vaksin yang masih sangat tinggi diikuti oleh kemunculan Varian Omicron.
“Saya punya satu permintaan sederhana untuk semua negara anggota, yaitu: akhiri pandemi ini,” tutup Tedros dalam pidatonya.
“Hanya dalam seminggu terakhir, virus ini telah menunjukkan bahwa itu tidak akan hilang begitu saja. Berapa banyak lagi nyawa dan mata pencaharian yang dibutuhkan terserah kita.
“Mengakhiri pandemi bukanlah masalah kesempatan, ini masalah pilihan.”
Sebelumnya, WHO memperingatkan akan adanya lonjakan infeksi Covid-19 di masa mendatang dan kekhawatiran bahwa kenaikan itu dapat memiliki ‘konsekuensi parah’ pada beberapa area. Varian Omicron diprediksi menjadi motor dari kenaikan ini
“Mengingat mutasi ini memiliki potensi mampu melawan sistem kekebalan yang terbentuk, ada kemungkinan potensi penyebaran omicron lebih lanjut di tingkat global,” tulis WHO dalam sebuah keterangan resminya.
WHO juga menjelaskan bahwa masih banyak penelitian yang perlu dilakukan terhadap varian baru ini. Maka dari itu, lembaga yang berpusat di Jenewa itu mendesak negara-negara anggota untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan untuk lebih memahami varian.
[Gambas:Video CNBC]
(tps/tps)
Sumber Berita