Wartakini.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan peningkatan kasus penipuan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) sepanjang Agustus 2025. Tercatat tiga aduan spesifik terkait penyalahgunaan AI di sektor keuangan, menunjukkan modus kejahatan digital yang semakin canggih dan meresahkan.
Related Post
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan, "Pada Agustus ini, kami menerima tiga pengaduan khusus terkait penipuan yang memanfaatkan AI," ujarnya dalam konferensi pers RDKB OJK, Minggu (7/9/2025).
Modus pertama yang dilaporkan adalah ancaman penyebaran foto hasil editan AI oleh oknum yang mengaku dari lembaga keuangan. Tujuannya jelas, mengintimidasi korban agar memenuhi tuntutan mereka. "Ini dilakukan untuk menakut-nakuti korban," ungkap Friderica, yang akrab disapa Kiki.
Modus kedua tak kalah berbahaya, yaitu pembukaan rekening palsu dengan memanfaatkan teknologi AI. Data pribadi korban disalahgunakan untuk membuat rekening fiktif yang kemudian digunakan untuk aktivitas ilegal.
Sementara modus ketiga melibatkan pemalsuan bukti transfer menggunakan AI. Bukti transfer palsu ini dirancang sedemikian rupa sehingga sulit dibedakan dari yang asli, membuat korban mudah tertipu.
Ketiga modus ini hanyalah sebagian kecil dari kejahatan siber yang semakin marak. OJK juga mencatat modus penipuan lain yang memanfaatkan teknik social engineering dan peretasan akun. Contohnya, pelaku berpura-pura menjadi customer service, agen travel, petugas pemerintah, atau bahkan teknisi internet untuk menipu korban.
Dengan semakin canggihnya teknologi, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan online. Verifikasi informasi dan transaksi secara teliti sangat penting untuk mencegah menjadi korban kejahatan digital.
Tinggalkan komentar