Wartakini.id – Pertandingan pembuka Premier League musim 2025/26 antara Aston Villa dan Newcastle United di Villa Park berakhir tanpa gol, namun diwarnai drama kartu merah dan protes suporter. Newcastle mendominasi babak pertama dengan delapan tembakan, sementara Aston Villa kesulitan menembus pertahanan lawan.
Related Post
Situasi berubah di babak kedua ketika Ezri Konsa dari Aston Villa mendapat kartu merah karena melanggar Anthony Gordon. Meskipun unggul jumlah pemain, Newcastle gagal memanfaatkan peluang emas tersebut. Kegagalan mencetak gol ini menjadi sorotan utama, mengingat absennya Alexander Isak di lini depan Newcastle. Eddie Howe, pelatih Newcastle, mencoba berbagai kombinasi pemain cepat seperti Anthony Gordon, Anthony Elanga, dan Harvey Barnes, namun penyelesaian akhir yang buruk menghambat upaya mereka.
Kehilangan Jacob Ramsey jelas terasa bagi Aston Villa. Kreativitas dan kemampuan Ramsey dalam membawa bola dan membuka ruang bagi rekan setimnya sangat dirindukan. Tanpa Ramsey, lini tengah Aston Villa tampak kaku, dengan akurasi umpan hanya 60 persen di babak pertama.
Di luar lapangan, suporter kedua tim kompak menyuarakan protes terhadap Premier League terkait aturan Profit and Sustainability Rules (PSR). Aturan ini dinilai merugikan kedua klub, memaksa Aston Villa melepas Jacob Ramsey dan membatasi belanja pemain Newcastle. Protes ini menambah panas atmosfer pertandingan.
Kecepatan menjadi senjata utama Newcastle. Transisi cepat dari pertahanan ke serangan menjadi ancaman serius bagi Aston Villa. Namun, kecepatan tanpa penyelesaian akhir yang baik terbukti tidak cukup untuk mengamankan kemenangan. Hasil imbang ini menegaskan kebutuhan mendesak Newcastle untuk mendatangkan striker baru sebelum bursa transfer ditutup. Sementara Aston Villa harus memikirkan strategi baru untuk mengatasi absennya Ramsey.
Tinggalkan komentar