wartakini.id – Pasar mobil bensin di Indonesia, yang selama ini berjaya, kini tengah menghadapi badai sempurna. Serangan datang dari dua arah: mobil listrik mewah yang diuntungkan oleh kebijakan pemerintah, dan membanjirnya mobil bekas akibat daya beli masyarakat menengah yang tertekan. Akibatnya, dominasi mobil bensin yang nyaris absolut (99,6% pada 2021) kini merosot tajam menjadi 82,2%.
Related Post
Insentif pemerintah untuk mobil listrik impor menjadi pemicu utama. Kebijakan ini, menurut Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, secara efektif menciptakan pasar baru bagi kalangan mampu. "Yang (beli) BEV kan orang yang punya duit, yang konvensional kan buat nyari duit. Itu beda dong segmennya," jelasnya. Data Kementerian Perindustrian yang disampaikan Direktur Mahardi Tunggul Wicaksono pun menguatkan pernyataan ini, menunjukkan lonjakan penjualan mobil listrik yang signifikan.
Di sisi lain, pasar mobil bekas ikut menekan penjualan mobil bensin baru. Lesunya daya beli kelas menengah membuat banyak orang beralih ke pilihan yang lebih terjangkau, yaitu mobil bekas. Situasi ini menciptakan persaingan ketat yang semakin menyulitkan penjualan mobil bensin baru di segmen menengah.
Perubahan ini menandakan pergeseran signifikan di peta otomotif nasional. Dominasi mobil bensin yang selama ini tak tergoyahkan kini menghadapi tantangan besar dari dua sisi. Apakah mobil bensin akan tetap bertahan, atau akan tergusur sepenuhnya? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Tinggalkan komentar