wartakini.id – Gelombang dukungan untuk keberlanjutan insentif kendaraan listrik (EV) terus bergulir. Para pelaku industri EV di Indonesia kini bersatu suara mendesak pemerintah untuk menjamin keberlanjutan insentif bagi unit yang dirakit lokal (Completely Knocked Down/CKD). Stabilitas insentif fiskal dianggap krusial dalam menentukan harga jual mobil listrik di pasaran dan menjadi fondasi bagi realisasi investasi triliunan rupiah di sektor otomotif.

Related Post
PT Chery Sales Indonesia (CSI), salah satu perusahaan yang telah berkomitmen pada perakitan lokal, menegaskan bahwa kelangsungan model bisnis dan struktur harga mereka sangat bergantung pada skema insentif yang ada. Insentif CKD dinilai memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan di pasar.

Rifkie Setiawan, Head of Brand & Marketing PT CSI, menjelaskan bahwa insentif CKD memberikan perbedaan strategi yang jelas antara produsen yang melakukan perakitan lokal dan importir Completely Built Up (CBU). "Kita kan sudah CKD. Sekarang kita sudah CKD dengan harga yang memang sudah segini jadi nggak berpengaruh dengan peraturan CBU (impor utuh) itu," ujarnya.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa kebijakan fiskal pemerintah telah berhasil menciptakan dua kategori di pasar EV. Produsen yang berinvestasi dalam perakitan lokal (CKD) mendapatkan perlindungan dari tekanan harga, sehingga dapat menawarkan mobil listrik dengan harga yang lebih kompetitif. Desakan ini menjadi sinyal kuat bahwa keberlanjutan insentif adalah kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan industri EV di Indonesia dan merealisasikan investasi yang telah dijanjikan.










Tinggalkan komentar