Wartakini.id Jakarta – Tiga ekonom terkemuka dunia baru saja dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi 2025 atas kontribusi revolusioner mereka dalam bidang mekanika kuantum. Karya mereka dinilai telah menghasilkan inovasi signifikan yang mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang, terutama melalui kemajuan teknologi dan proses "creative destruction".
Related Post
Laporan "Embracing the Quantum Economy" dari World Economic Forum (WEF) memperkirakan nilai ekonomi dari teknologi komputasi kuantum yang terus berkembang dapat mencapai USD 900 miliar hingga USD 2 triliun pada tahun ini. Di tengah ketegangan geopolitik global, inovasi ini memberikan harapan baru bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dunia.
WEF juga menyoroti dalam laporan "Chief Economists’ Outlook" bahwa 82% ekonom meyakini fragmentasi geoekonomi akan semakin meningkat dalam 12 bulan mendatang. Dengan potensi nilai ekonomi yang sangat besar, teknologi kuantum dipandang sebagai fondasi penting untuk membangun ekonomi masa depan yang lebih canggih, aman, dan efisien.
WEF mendesak negara-negara dan pelaku industri untuk segera mempersiapkan infrastruktur dan regulasi yang mendukung adopsi teknologi kuantum secara luas dan inklusif.
Berikut profil singkat para penerima The Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel 2025:
-
Joel Mokyr
- Lahir: 1946, Leiden, Belanda
- Afiliasi: Northwestern University, Evanston, IL, AS; Eitan Berglas School of Economics, Tel Aviv University, Tel Aviv, Israel
- Alasan Penghargaan: "Atas jasanya mengidentifikasi prasyarat pertumbuhan berkelanjutan melalui kemajuan teknologi."
Joel Mokyr dikenal atas riset historis dan ekonominya yang mendalam, yang menjelaskan bagaimana perubahan teknologi – terutama sejak Revolusi Industri – telah menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ia juga menekankan pentingnya institusi, ide, dan insentif dalam membentuk ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
Tinggalkan komentar