Politisi PDIP Ruhut Sitompul mengapresiasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mampu meningkatkan elektabilitasnya. Menurut Ruhut, faktor naiknya tingkat keterpilihan partai baru ini tak lepas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Elektabilitas PSI melebihi partai yang memiliki wakil di DPR RI. Yang besarkan PSI itu siapa? Ya, Anies Baswedan,” kata Ruhut Sitompul dalam wawancara di Tagar TV, Jakarta, Rabu, 22 Juli 2020.
Menurut hasil survei Center for Political Communication Studies (CPCS), elektabilitas PSI menanjak ketika partai lainnya anjlok selama empat bulan terakhir. PDIP, Gerindra dan Golkar termasuk yang menurun tingkat keterpilihannya.
Partai kepala banteng merosot dari 31,7 persen pada bulan Maret 2020 menjadi 29,2 persen pada empat bulan kemudian. Demikian juga dengan partai besutan Prabowo Subianto yang turun dari 14,5 persen menjadi 13,7 persen.
Sementara PSI naik dari 2,8 persen menjadi 4,1 persen. “Semua parpol papan tengah cenderung turun kecuali PSI dan Nasdem yang naik cukup signifikan,” kata Direktur CPCS Tri Okta S.K. dalam keterangan pers, Jakarta, Minggu, 12 Juli 2020.
Ruhut menilai partai yang dipimpin Grace Natalie ini rajin mengkritik kebijakan Gubernur Jakarta yang dianggap salah. Meski tak mendapatkan kursi di DPR, PSI memiliki delapan kader yang duduk di DPRD Jakarta.
Selama duduk di kursi Gubernur Jakarta, kata Ruhut, Anies kerap ceroboh mengeluarkan kebijakan. Kasus anggaran lem Aibon salah satunya.
Anies berupaya menutupi kesalahannya dengan berakrobat kata-kata. Tapi legislator PSI tak tinggal diam sehingga masyarakat Jakarta mengerti duduk perkara.
“Cukuplah mempermainkan kata-kata, rakyat sudah jenuh,” ujar Ruhut.
Kebijakan terbaru ialah reklamasi di perairan kawasan Ancol, Jakarta Utara. Akhir Februari 2020, Anies menerbitkan izin perluasan Dunia Fantasi dan Taman Impian Ancol Timur, masing-masing 35 dan 120 hektare.
Anies berdalih ingin memanfaatkan daratan yang muncul akibat penumpukan lumpur dari pengerukan sungai dan waduk di Jakarta. Pemerintah Jakarta tak ingin membiarkan begitu saja 3,4 juta meter kubik lumpur yang kini berubah menjadi daratan seluas 20 hektare di Ancol Timur.
Menurut Anies Baswedan, penumpukan itu dapat menghambat aliran air sungai ke Teluk Jakarta. Dengan demikian, reklamasi kali ini juga bertujuan untuk mengatasi banjir.
Ruhut hanya tertawa ketika mendengar penjelasan Anies yang seolah telat menyadari manfaat reklamasi. “Kemarin ke mana aja bos?” ucapnya.
Ruhut juga berpendapat, kebijakan reklamasi Ancol bertentangan dengan janji politik Anies yang menolak reklamasi di Teluk Jakarta pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2017. “Ibarat meludah lalu dia menelan ludahnya kembali. Itulah seorang Anies, hanya pintar bermain kata-kata,” ucapnya.