Upaya untuk menemukan vaksin Covid-19 mencapai titik terang, setelah munculnya kabar pengakuan dari kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan terhadap kandidat vaksin yang tengah dikembangkan oleh China.
Belakangan diketahui bahwa kutipan tersebut telah dipotong dari kalimat aslinya. Terlepas dari kontroversi tersebut, upaya pengembangan vaksin Covid-19 menjadi harapan di tengah pandemi. Indonesia termasuk negara yang tengah mengembangkan vaksin lokal Merah Putih dan terlibat pula dalam kerja sama uji klinis sejumlah vaksin dari negara lain.
Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy (IWD) Endang Tirtana mengatakan, kemajuan ini merupakan bukti keseriusan pemerintah mengentaskan pandemi Covid-19. Hal ini juga menunjukkan kinerja Erick Thohir selaku ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) bekerja dengan optimal.
Kinerja baik Erick Thohir, mendapat kepercayaan tinggi dari publik. Ini terlihat dari hasil Survey yang dilakukan SMRC bahwa 73 persen publik percaya bahwa Erick Thohir akan berhasil memimpin pelaksanaan tugas komite penanganan Covid-19 dan pemulihan nasional. Sebanyak 74 persen publik juga percaya bahwa Erick Thohir mampu mengatasi penyebaran Covid-19.
“Ini layak diapresiasi. Koordinasi yang dilakukan Erick Thohir terhadap sejumlah lembaga, termasuk Bio Farma menunjukkan bahwa pemerintah serius ingin mengakhiri pandemi Covid-19,” kata Endang dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/9).
Endang mengungkapkan, langkah Erick Thohir dalam mengakhir pandemi ini sudah sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo. Bagi Jokowi, kesehatan masyarakat lebih utama di atas kepentingan politik dan ekonomi.
“Uji klinis vaksin ini juga menunjukkan pemerintah serius mengutamakan kesehatan masyarakat di atas kepentingan politik maupun ekonomi. Jadi kekhawatiran yang selama ini muncul, sudah terbantahkan,” tegasnya.
Endang menambahkan, keberhasilan uji klinis tersebut harus juga diimbangi dengan masyrakat yang tetap tertib dalam penerapan protokol kesehatan. Sebab, vaksin ini merupakan salah satu cara untuk melawan virus asal Wuhan, China.
“Sekali pun ada vaksin, masyarakat tetap harus patuh pada protokol kesehatan. Jangan lengah dan abai, karena Covid-19 tetap bisa menyerang siapa saja,” tutupnya.
Sebelumnya, dalam media briefing yang dipublikasikan dalam Youtube resmi WHO, Swaminathan mengatakan bahwa vaksin Covid-19 buatan China telah masuk uji klinis tahap lanjut. Untuk itu, WHO mendorong China untuk membuka akses vaksin secara global jika uji vaksin dinyatakan berhasil.
“Beberapa kandidat mereka sedang dalam uji klinis tahap lanjut. Jadi ini juga menarik bagi kami, jadi kami mengikuti perkembangan vaksin Corona China dan membuka diskusi dengan mereka. Kami juga selalu menegaskan kembali komitmen mereka untuk akses vaksin Corona secara global, jika beberapa kandidat mereka terbukti sukses dengan uji klinis yang sedang berlangsung,” papar Swaminathan dalam media briefing tersebut.
Laporan televisi China CGTN mengklaim Swaminathan mengatakan bahwa vaksin Covid-19 buatan China tersebut telah terbukti berhasil dalam uji klinis.
“WHO bekerja untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin Covid-19 secara global, percaya bahwa ini adalah cara tercepat untuk mengakhiri pandemi dan mempercepat pemulihan ekonomi global. Vaksin China dapat membantu mewujudkan tujuan itu dalam waktu dekat karena beberapa vaksin telah terbukti berhasil dalam uji klinis,” demikian dilaporkan CGTN pada Jumat (25/9).
Wabah Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan China dan telah menyebar ke penjuru dunia selama 10 buloan terakhir. Data dari Worldometer per 26 September 2020 menunjukkan sebanyak 32.770.787 orang telah terinfeksi dan 993.555 di antaranya meninggal dunia.
China sendiri termasuk dalam negara yang paling terdepan dalam pengembangan vaksinnya. Ada banyak calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan China, salah satunya oleh Sinovac. Perusahaan tersebut bahkan baru-baru ini mengumumkan bahwa vaksin CoronaVac buatannya akan siap suntikkan dan didistribusikan ke seluruh dunia pada awal 2021, termasuk ke Amerika Serikat (AS).
CEO Sinovac Yin Weidong berjanji untuk mengajukan permohonan izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk menjual CoronaVac di AS.
“Pada awalnya, strategi kami dirancang untuk China dan Wuhan. Segera setelah itu pada Juni dan Juli kami menyesuaikan strategi kami, yaitu menghadapi dunia,” ujarnya, seperti dikutip dari AP. (*)