Wartakini.id – Bakal calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, menyoroti rencana kenaikan pajak sebagai sumber pendapatan negara. Ia mempertanyakan efektivitas kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen dan menawarkan alternatif solusi yang lebih berkelanjutan.

Related Post
Dalam tayangan YouTube pribadinya, Kamis (19/12/2024), Ganjar mengakui pentingnya pajak untuk membiayai layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan perlindungan sosial. Namun, ia menekankan perlunya pengelolaan pajak yang bijak agar tidak membebani masyarakat. "Tanpa pengelolaan yang tepat, negara akan bergantung pada utang, yang justru membebani generasi mendatang," tegasnya.

Ganjar mengusulkan beberapa alternatif untuk meningkatkan penerimaan negara tanpa harus menaikkan pajak yang membebani daya beli rakyat. Salah satu usulannya adalah pajak kekayaan yang ditargetkan kepada mereka yang memiliki aset besar. Ia memperkirakan potensi penerimaan negara dari pajak ini mencapai Rp 81,6 triliun. "Ini langkah mengurangi ketimpangan tanpa membebani masyarakat miskin," ujarnya.
Selain itu, Ganjar juga menyoroti potensi penerimaan dari ‘windfall tax’ sektor pertambangan dan perkebunan kelapa sawit, yang diperkirakan mencapai Rp 300 triliun. Ia juga menekankan pentingnya pajak karbon, yang tidak hanya menghasilkan pendapatan negara, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
"Kebijakan-kebijakan ini, selain meningkatkan penerimaan negara, juga menciptakan rasa keadilan bagi masyarakat," pungkas Ganjar. Ia berharap solusi-solusi ini dapat dipertimbangkan sebagai alternatif yang lebih adil dan berkelanjutan dalam meningkatkan pendapatan negara.
Tinggalkan komentar