Tersiar berita bahwa Jokowi Mania (Jo-Man), mengadakan konferensi media terkait evaluasi kinerja kabinet Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Dalam acara itu, Immanuel Ebenezer selaku Ketua Umum mengajukan 10 nama menteri yang harus diganti. Selain itu Immanuel Ebenezer juga menuding Menteri Sekretaris Negara Pratikno telah berpolitik dan berbisnis.
Sepuluh nama itu adalah;
- Mensesneg Pratikno
- Menparekraf Wisnutama
- Mendikbud Nadiem Makarim
- Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil
- Mentan Syahrul Yasin Limpo
- Menteri KKP Edhy Prabowo
- Menkominfo Jhony G Plate
- Menkes dokter Terawan Agus Putranto
- Menag Fachrul Razi
- Menkumham Yasonna Laoly
Abi Rekso sebagai pengamat politik, merespon dari siaran berita Ketua Joman (Immanuel Ebenezer). Abi mempertanyakan kualitas dan metode evaluasi yang dipamerkan Ketua Jo-Man. Karena jika evaluasi kinerja kementerian berdasarkan akal sehat, maka yang muncul adalah KPI. Bukan asal sebut nama pejabat kementerian.
“Kalau sekedar mengeluarkan rilis evaluasi kinerja kementerian, tanpa metode dan kriteria yang jelas itu seperti survei bodong. Kalau itu penipu juga bisa.” jelas Abi Rekso.
Abi juga melanjutkan, pola-pola survei seperti ini sarat akan agenda titipan. Karena publik hanya diberikan nama-nama. Tanpa mengedukasi publik soal metode, capaian kinerja bahkan kriteria-kriteria kepemimpinan. Dirinya (Abi Rekso) malah berpendapat, jika Jo-Man memang punya akses langsung ke Presiden, sebaiknya usulan itu langsung saja ke Presiden Jokowi. Itu cara yang lebih tepat.
Ketika ditanya wartawan terkait dengan tuduhan Immanuel Ebenezer terhadap Mensesneg Pratikno yang berpolitik dan berbisnis, Abi berpendapat itu seperti fitnah.
“Kalau Mensesneg dituduh berpolitik, harusnya saudara Immanuel paham bahwa Presiden pun berpolitik. Mengurus negara ya itu berpolitik. Namun, soal tuduhan berbisnis. Saya mendukung saudara Immanuel untuk membuka ke publik segera. Agar tidak menjadi fitnah. Karena itu bisa menjadi delik aduan.” papar Abi Rekso.
Lantas dirinya mengajak agar generasi muda berpolitik secara cerdas dengan akal sehat. Kita harus tinggalkan pola-pola lama yang banyak berbicara tanpa landasan yang kuat.
“Saya rasa generasi muda yang terjun politik harus mendidik rakyat dengan akal sehat. Bukan malah terus menghasut rakyat agar berfikir sesat. Itu tindakan jahat.” Tutup Abi Rekso.