Jakarta, WARTAKINI.id – Seorang utusan Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (1/8/2022) optimis, bahwa Lebanon dan Israel bisa menyepakati penyelesaian atas klaim ‘harta karun’ gas di ladang gas lepas pantai dalam perbatasan maritim ke dua negara.
Seperti yang diketahui, perselisihan antara Lebanon dan Israel atas ‘Harta Karun’ gas itu bermula pada awal Juni 2022 setelah Israel memindahkan kapal produksi di dekat ladang gas di lepas pantai Karish, yang sebagian diklaim oleh negara tetangga Lebanon.
Hal ini mendorong Beirut untuk menyerukan dimulainya kembali negosiasi yang dimediasi AS mengenai sengketa demarkasi.
“Saya tetap optimis bahwa kami dapat membuat kemajuan berkelanjutan seperti yang kami miliki selama beberapa minggu terakhir dan saya berharap untuk kembali ke kawasan itu dan dapat membuat pengaturan akhir,” kata Amos Hochstein kepada wartawan setelah bertemu dengan para pemimpin puncak Lebanon, dikutip AFP, Senin (1/8/2022).
Hochstein, pada kunjungan keduanya dalam waktu kurang dari dua bulan, membawa proposal Israel sebagai tanggapan atas tawaran demarkasi yang dibuat oleh Lebanon.
Pada hari Senin, ia bertemu dengan Presiden Michel Aoun, Perdana Menteri Najib Mikati dan Ketua Parlemen Nabih Berri di istana kepresidenan.
“Lebanon sedang mencari untuk mendapatkan kesepakatan yang mempertahankan hak dan kekayaannya dan yang dapat memberikan, segera setelah negosiasi selesai, kesempatan untuk merevitalisasi ekonomi,” kata Aoun sebelum pertemuan Senin.
Lebanon dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dan dipisahkan oleh perbatasan yang dipatroli PBB.
Mereka telah melanjutkan negosiasi perbatasan maritim pada tahun 2020 tetapi prosesnya terhenti oleh klaim Beirut bahwa peta yang digunakan oleh PBB dalam pembicaraan perlu dimodifikasi.
Lebanon awalnya menuntut 860 kilometer persegi (330 mil persegi) di wilayah laut yang disengketakan tetapi kemudian meminta tambahan 1.430 kilometer persegi, termasuk bagian dari ladang Karish.
Israel mengklaim bahwa ladang itu terletak di perairannya dan bukan bagian dari wilayah yang disengketakan yang tunduk pada negosiasi yang sedang berlangsung.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
RI Punya Harta Karun Bernilai Rp500 T, tapi Susah Diangkat
(pgr/pgr)
Sumber Berita