Wartakini.id – Pakar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Henri Subiakto, melontarkan kritik pedas pasca Pilkada. Ia meminta para pemenang untuk tidak terlalu berbangga diri. Menurut Subiakto, banyaknya kecurangan dan pelanggaran yang terjadi selama proses pemilihan membuat kemenangan tersebut patut dipertanyakan.

Related Post
"Tidak usah bangga dengan kemenangan. Toh kejadian-kejadian di lapangan begitu banyak kecurangan dan pelanggaran," tegas Subiakto melalui unggahannya di X, Senin (2/12/2024). Ia bahkan mencontohkan kasus kecurangan yang terungkap di Komisi 2 DPR RI, dimana para kepala desa di Jawa Tengah mendeklarasikan dukungan untuk Ahmad Lutfi.

Subiakto menyoroti lemahnya pengawasan di daerah-daerah. "Di forum terhormat DPR RI Komisi 2 saja ada bukti kecurangan yang sampai diputar untuk disaksikan, apalagi di daerah-daerah yang pengawasannya lemah," ujarnya. Lebih jauh, ia menilai politik Indonesia telah menormalisasi kecurangan, bahkan menjadikannya kebiasaan.
"Dalam berpolitik di negeri ini, pelanggaran dan kecurangan seolah sudah menjadi kebiasaan atau bahkan keharusan bagi mereka yang ingin kemenangan dengan dukungan kekuatan pusat pemerintahan," ungkap Subiakto. Ia menambahkan, pelanggaran yang melibatkan aparat seringkali dibiarkan begitu saja, menjadi tradisi yang hanya berakhir sebagai catatan. Protes dari pihak yang merasa dirugikan pun hanya dianggap sebagai ketidakmampuan menerima kekalahan.
Subiakto khawatir, kecenderungan ini akan berdampak pada kualitas pemimpin. "Lama-lama juga akan dilupakan. Pelaku kecurangan tetap dimenangkan dan dilantik sebagai para pejabat negara yang telah memenangkan pemilihan," katanya. Akibatnya, pemimpin yang dihasilkan bukanlah negarawan sejati, melainkan mereka yang tidak memiliki rasa malu dan bersalah atas kecurangan yang dilakukan. Ia menekankan, hal ini tentu akan berdampak buruk pada kualitas kepemimpinan dan pemerintahan di Indonesia.
Tinggalkan komentar