Menteri Erick Thohir menghimbau masyarakat untuk membantu tenaga kerja kesehatan dengan memberikan vitamin dan suplemen. Hal ini adalah ajakan positif yang dalam mendukung para pejuang nakes yang sedang berjuang.
Namun secara subjektif ajakan ini justru dimaknai negatif oleh Suriyanto, dari Persatuan Wartawan Republik Indonesia. Bukan hanya memaknai secara negatif (PWRI), Suri juga menuduh himbauan tersebut malah menyusahkan rakyat.
“ Ini ajakan yang tidak tepat, di tengah masyarakat kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Masyarakat sedang susah bertahan hidup. Dana penanganan Covid-19 ini ratusan triliun, kenapa masih merepotkan rakyat?” Tulis Suriyanto.
Tak hanya itu, Suriyanto juga menuding bahwa Menteri Negara BUMN Erick Tohir bisa mempermalukan Presiden Jokowi.
“ Di mana muka Pak Jokowi mau ditaruh, rakyat sedang sulit itu terpaksa harus menyumbangkan vitamin dan suplemen kepada nakes. Yang lebih tidak mengenakkan lagi, bagaimana nanti jika pemimpin negara-negara tetangga tahu. Pak Jokowi pasti akan terpukul,” ungkap Suriyanto.
Suriyanto menyarankan, lebih baik Erik Tohir mundur jadi Menteri. Dengan meminta rakyat menyumbang vitamin buat nakes, hal ini sama dengan mencoreng jabatan presiden Joko Widodo.
Abi Rekso yang dikenal sebagai penulis dan salah satu penggiat bahasa Indonesia, berpendapat pernyataan Suriyanto sangat jauh dari standar jurnalisme yang profesional dengan reputasi tinggi. Bahkan pernyataannya tersebut sangat memalukan untuk seorang yang mengklaim bergelar Doktor.
“Suriyanto sebagai wartawan bahkan tidak paham, mana yang himbauan mana yang kewajiban. Apa yang diutarakan Menteri Erick sifatnya adalah himbauan. Agar hati rakyat tergerak untuk saling bantu”
Lagi pula menurut Abi, Menteri Erick Thohir sudah melakukan hal maksimal dalam rangka menghadapi situasi Pandemi. Mulai dari sentra vaksinasi bersama, fasilitas kesehatan, produksi obat dan suplemen, kesediaan tabung oksigen dan pemenuhan listrik untuk faskes dan RS. Semua hal tersebut dikordinir langsung dari Kementerian BUMN.
Sehingga Abi Rekso berpendapat tuduhan Suriyanto kepada Menteri Erick hanya sekedar mencari perhatian dan mengada-ada.
“Jika saya mencerap secara linguistik, pernyataan Menteri Erick ini sebuah seruan. Ajakan untuk berbuat kebajikan ditengah situasi sulit. Tidak ada paksaan sama sekali. Di negara manapun, menghadapi situasi pandemik harus bersama-sama antara negara dan rakyat saling bantu. Jadi jangan lagi dibenturkan antara negara dan rakyatnya” papar Abi Rekso.
Sebagai penutup Abi Rekso justru menghimbau Suriyanto untuk lebih tajam lagi memahami diksi. Dia juga berpendapat Presiden Jokowi sepertinya tidak akan merasa malu terkait pernyataan tersebut.
“Pola meminta pejabat yang sedang bekerja keras untuk mundur adalah sindrom keterbelakangan akal” Tutup Abi Rekso.