Lho? Kok gitu? Kenapa? Emang Mas Ganjar bakal bisa mengobati kekecewaan kita pada partai politik yang ada? Bukankah Mas Ganjar bagian dari partai politik lama? Apakah Mas Ganjar punya kemampuan mengatur partainya? Jawabannya tentu tidak.
Sebagian orang tidak lagi ingat kekecewaannya pada sepak terjang partai politik yang menguasai parlemen. Mereka sedang marah dan kecewa karena banyak orang tiba-tiba menjaga jarak bahkan meninggalkan Pak Ganjar.
Selama sembilan tahun terakhir ini, kita sangat puas dengan kinerja Presiden Jokowi tapi kita sangat kecewa dengan kinerja partai politik di parlemen. Kita melihat dan merasakan partai hanya hadir dalam kontes pemilu. Selesai pemilu, partai-partai asyik dengan diri mereka sendiri. Kita tidak mendengar ada partai yang bersuara lantang selain PSI ketika terjadi kasus-kasus intoleransi, kasus-kasus korupsi, dan kasus-kasus lain yang dialami rakyat kecil. Cukup sudah kekecewaan dan kemarahan kita pada partai yang berkuasa. Belum lagi keputusan sepihak oleh partai yang menolak penyelenggaraan Piala Dunia U20. Kita dipaksa jadi penonton akrobat politik tanpa harus bisa berbuat apa-apa. Karena itu, kita perlu mencari partai alternatif, partai baru yang punya nyali dan kreatif.
Di antara partai-partai baru yang muncul, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) cukup menarik perhatian dan simpati. PSI yang mayoritas diisi oleh anak-anak muda, punya DNA Anti Korupsi dan Anti Intoleransi. Cocok dengan kebutuhan kita saat ini.
Salah satu kebaruan dan keberanian PSI adalah saat mengumumkan nama Mas Ganjar Pranowo dan Mba Yenny Wahid sebagai pasangan kandidat capres dan cawapres hasil Rembuk Rakyat. Di saat itu, belum ada nama kandidat capres yang dimunculkan oleh partai politik. PSI serius menaikkan popularitas Mas Ganjar saat itu. Baliho dipasang di mana-mana atas biaya PSI. Pendukung Mas Ganjar yang juga kecewa pada partai politik, lega seketika. Mereka bersyukur PSI mau memunculkan dan mendukung Mas Ganjar. Karena itu mereka mendukung PSI.
Sebenarnya kalau pun Mas Ganjar menang pilpres, belum tentu perilaku partai politik lama yang mengecewakan berubah jadi memuaskan. Untuk itu, tugas mendukung Mas Ganjar harus dikerjakan bersamaan dengan tugas mendukung partai baru yang bisa mengubah kinerja partai-partai parlemen.
Di Pemilu 2019, sebagai partai baru PSI sudah mendapatkan dukungan rakyat. Ada 67 legislator yang tersebar di 6 DPRD Propinsi dan 37 DPRD Kabupaten/Kota. Di DPRD DKI Jakarta, Fraksi PSI tampak jelas punya nyali, berani tampil beda. Dengan semangatnya, anak-anak muda di Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta menolak pertanggungjawaban Gubernur Anies Baswedan karena banyak hal yang dianggap tidak akuntabel sementara partai-partai lain memilih diam, menerima dan menyetujui.
Kekecewaan kita pada partai politik lama harus kita carikan solusinya. Kita perlu dukung PSI agar PSI ada di DPR dan kinerja DPR membaik. Kita dukung PSI bukan untuk memenangkan Mas Ganjar dalam kontes pilpres karena yang bertanggung jawab untuk itu adalah PDIP dan koalisi partainya. Kita harus berpikir jernih bahwa memilih partai dan memilih presiden adalah dua hal yang terpisah.
Kita butuh presiden yang hebat tapi pada saat bersamaan kita butuh partai yang berkualitas, yang berani bersuara menentang aksi-aksi intoleransi dan korupsi. Kalau kita kecewa pada Prabowo, pilihlah Ganjar. Sebaliknya kalau kita kecewa pada Ganjar, pilihlah Prabowo. Kalau kita kecewa pada partai politik lama, pilihlah partai politik baru, PSI atau yang lain. Jangan karena kecewa pada Prabowo lalu kita memilih Ganjar plus partai politik lama yang sudah mengecewakan kita. Tidak ada keharusan kalau mau memilih Mas Ganjar harus memilih PDIP misalnya. Beberapa teman saya memilih Mas Ganjar tapi partainya dia pilih PSI. Kalau PSI masuk DPR dan Mas Ganjar jadi presiden maka kita akan punya presiden yang hebat dan partai yang berkualitas. Bukankah itu lebih baik buat rakyat dan bangsa Indonesia?
Semoga tulisan ini bisa jadi bahan renungan setelah emosi mereda karena emosi tidak pernah menyelesaikan masalah. Dalam konteks pemilu, keputusan yang dibuat karena emosi hari ini bisa membuat kita kecewa lagi untuk lima tahun ke depan. Kecewa pada Prabowo? Pilih Ganjar. Kecewa pada partai lama? Pilih PSI.
Sony Tan
Simpatisan PSI